Saat mendengar “ Sepak Bola Api “ rasanya sudah begit
u penasaran, dan seakan-akan diri terseret ke masa silam, di mana teknologi belum seperti ini.
Sepak bola api menjadi salah satu agenda Panitia Harlah NU
ke 93 tahun 2016, sebagai upaya untuk menghidupkan tradisi santri pesantren saat
masa sebelum kemerdekaan, dan sebagai upaya pengenalan bahwa NU sebagai
organisasi sosial keagamaan terbesar di tanah air ini akan terus berupaya
mewujudkan cita-cita Mempertahankan NKRI dengan slogannya “ NKRI Harga Mati “
dengan cara mempertahankan tradisi-tradisi yang telah ada dan berkembang di
Nusantara ini.
Malam belum begitu lelap, saat serombingan anak muda
bergerombol di sebuah Masjid yang masih belum sempurna pembangunannya, di Jl.
MT Haryono 9 Magetan, tepatnya di kantor PCNU Magetan, dan beberapa menit
kemudian mereka duduk tertib menghadap sederet orang yang lebih dewasa, yang
nampaknya mereka ini adalah panitia dan punggawa NU Magetan, dan sejurus
kemudian acara pembekalan dimulai, yakni tentang petunjuk teknis dan tatacara
pelaksanaan Festival Sepak Bola Api antar pondok pesantren se Kabupaten
Magetan.
Suasana pembekalan peserta Sepakbola Api
Setelah beberapa lama konsentrasi tentang teknik
pelaksanaan, tepat pukul 21.00 pertandingan pertama di mulai. Begitu gegap
gempita handirin menyambutnya, diiringi dengan tepuk tangan dan sorak sorai,
maka begitu suara peluit melengking, suasana semakin gempita.
Taka ada yang menyangka bahwa sepakbola yang cukup antik ini
membutuhkan persiapan yang sempurna baik lahir, apalagi batin. Maka tentu
ritual persiapanpun dilakoni oleh para peserta, sehingga bola api tidak terasa
panas, manakala diperebutkan.
Suasana Sepakbola Api di halaman Kantor NU Magetan
“ Alhamdulillah, cukup deg-dega-an, tapi asyik dan
menyenangkan “ tutur Kokom salah seorang peserta dari daerah poncol.... pun
demikian peserta lain tampak menikmati permainan tersebut, meskipun sangat
pendek waktu yang disediakan panitia,
yakni 5x2 menit untuk satu putaran.
Rencana acara tersebut akan digelar hingga tanggal 9 April
2016. ( MH )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar